Monday, January 31

Menjadi hamba kepada Yang Menguasai Segala-gala.





Menjadi hamba kepada Yang Menguasai Segala-gala.
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai Daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz).”
(Surah Al-An’am : 59)

Thursday, January 27

kepahitan dalam minuman seharian





 kepahitan dalam minuman seharian.

mampukah aku untuk terus kuat
mampukah aku menjadi seperti dulu,
katanya, 
aku mampu, 
tapi kekuatan yang ada sekarang membuatkanku,
lemah, 
lemah menghadapi segalanya,

aku tidak mahu sedih,
aku tidak mahu duka,
aku tidak mahu kecewa,

tapi, kata mereka,
semuanya, lumrah dunia,
adalah perlu untuk aku menghadapinya,
demi, 
menuju ke akhirat
sana....


~pena keyboardku~
0317am
28januari 2011

Wednesday, January 26

~Time is like a river . . .



Watch your thoughts, they become words.
Watch your words, they become actions.
Watch your actions, they become habits.
Watch your habits, they become character.
Watch your character, they become destiny.

1137 am/ 27 jan 2011
~book of wisdom~

Kesedihan


tidak terucap kepiluan ini,
bila semua tiada disisi,
aku sendiri,

Sepi,
tiada yang sudi,
memujuk diri,
ujian yang diberi,
terkadang,
memakan diri,


namun,
aku tahu, dan aku mengerti,
aku perlu tabahkan diri,
menghadapi semua ini,

kerana,
dengan Ilahi,
hatiku berbunga kembali,
bangun menjadi diri sendiri,
tanpa perlu mengharap simpati,
biarpun diuji begini,
aku tetap bangun mengejar mimpi,
mengejar bersama ILAHI,
satu mimpi yang pasti...


1050 am
27 januari 2011
meja tulisku

"So verily, with hardship, there is relief."
[Al-Inshira 94:5]

Tuesday, January 25

AKU





AKU

Kalau sampai waktuku

Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943


: chairil anwar.